Minggu, 14 November 2010

Sejarah PERSEBAYA

PERSEBAYA adalah tim bajol ijo berdomisili di surabaya dengan pendukungnya BONEK ( Bondho dan Nekat ) yang slalu setia mendukungnya. Persebaya memiliki  pengaruh yang sangat mendalam dalam tim nasional indonesia terutama penyumbangan pemain-pemain terkenal seperti Abdul Kadir, Rusdy Bahalwan, Rudy Keltjes, Didiek Nurhadi, Soebodro, Riono Asnan, Yusuf Ekodono, Syamsul Arifin, Subangkit, Mustaqim, Eri Irianto, Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, Hendro Kartiko, Uston Nawawi, Chairil Anwar, dan Mursyid Effendi. Salah satu dari pemain Persebaya yang cukup dikenang adalah Eri Irianto. pemain timnas era 1990-an yang meninggal dunia pada tanggal 3 April 2000 setelah tiba tiba menderita sakit saat Persebaya menghadapi PSIM Yogyakarta dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia 1999/2000. Eri Irianto meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Nama Eri kemudian dipakai sebagai nama Wisma/Mess Persebaya yang diresmikan pada tanggal 25 April 1993.



Persebaya didirikan pada 18 juni 1927 oleh Paijo dan M. Pamoedji. Pada awalnya persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu lahirnya SIVB bukanlah satu-satunya club sepak bola di surabaya karena ada club lain yang sudah berdiri sebelum SIVB yaitu Sorabaiasche Voebal Bond (SVB) dan bonden yang berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.

Logo Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB)

SIVB juga memiliki peran penting dalam lahirnya PSSI ( Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ). Dalam mendirikan PSSI, SIVB tidak sendirian karena masih banyak lagi club-club sepak bola yang lain yang ikut andil dalam membidani kelahiran PSSI seperti VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta). Asal mula lahirnya PSSI berawal dari diadakan pertemuan club-club tersebut di di Societeit Hadiprojo Yogyakarta pada tanggal 19 April 1930. Setelah setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.

Sejak kekalah Belanda terhadap Jepang pada tahun 1942, SIVB yang hampir semua pemainnya didominasi oleh orang pribumi dan sebagian kecil keturunan tionghoa ini mengalami peningkatan yang sangat melejit dalam prestasinya, SIVB kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Pada tahun 1943, SIVB mengalami pergantian nama yaitu Persebaja ( Persatuan Sepak Bola Indonesia Surabaja ) yang pada saat itu diketua oleh oleh Dr. Soewandi. Dalam masa kepemimpinan oleh Dr. Soewandi, Persebaja berhasil menyandang gelar  juara pada tahun 1950,1951 dan 1952.

Di tahun 1960 nama Persebaja berganti nama menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya ). Di era perserikatan ini nama persebaya jangan dipandang sebelah mata karena Persebaya merupakan salah satu dari tim raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Disisi lain Persebaya juga pernah dua kali menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988. Tidak cukup di situ saja sepuluh kali Persebaya menduduki peringkat kedua pada tahun 1965 (kalah dari PSM Ujungpandang /sekarang PSM Makassar), 1967 dan 1971 (kalah dari PSMS Medan), 1973 dan 1977 (kalah dari Persija Jakarta), 1987 (kalah dari PSIS Semarang), dan 1990 (kalah dari Persib Bandung). Meski hanya juara ke dua, untuk mencapai prestasi seperti itu tidaklah mudah seprti kita membalikkan telapak tangan kita.

Sejak tahun 1994 PSSI menyatukan club Perserikatan dan Galatama dalam satu kompetisi bertajuk Liga Indonesia. Di era ini nama tim Bajol ijo ( sebutan Persebaya selain Green Force ) dalam prestasi masih menduduki list club raksasa di Indonesia dengan dibuktikan keberhasilan Persebaya dalam  mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Persebaya kembali merebut gelar juara.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar