Selasa, 23 November 2010

asal mula Pensil

Kehadiran pensil sungguh tidak asing lagi di kehidupan kita. Semua orang pasti pernah menggunakannya. Meskipun bentuknya kurus tapi benda ini cukup berjasa dalam kehidupan kita.
Sewaktu masih sekolah, tidak  jarang kita menggunakan alat tulis ini untuk mecatat pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dari guru. Tidak hanya seorang murid saja yang menggunakan pensil untuk membantu segala aktivitas sehari-hari, seorang seniman, penulis novel dan profesi yang lainnya pun turut menggunakan jasa benda yang terbuat dari grafit dan kayu ini.
Pada mulanya pensil pertama dibuat dari grafit murni tanpa dibalut oleh kayu. Namun grafit murni ini memiliki beberapa kelemahan yaitu terlalu lembut sehingga cenderung mudah patah dan memberikan efek kotor saat tangan kita bergesekan dengan media oleh karena itu telah diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisi pensil lebih keras kemudian komposisi ini dibalut dengan kayu.

Sejak zaman yunani penggunaan grafit dan timbal sudah digunakan, meskipun grafit berwarna hitam jika kedua komposisi ini digabungkan akan memberikan efek abu-abu pada media. Kemudian grafit sudah sangat jarang dipakai sampai pada tahun 1564 di sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara telah ditemukan kandungan grafit murni dengan jumlah yang sangat besar. Walaupun mirip batu bara, mineral tersebut memiliki kelebihan dari penemuan yang sebelumnya yaitu mudah dihapus dari permukaan media, tidak mudah terbakar serta meninggalkan warna hitam yang mengkilat. Karena sifatnya hampir sama dengan timah maka istilah grafit disalahartikan dengan timah.
Pada abad ke-17 permintaan timah hitam semakin meningkat dan timah hitam telah digunakan dimana-mana. Pada tahun 1779 telah dilakukan penelitian oleh ahli kimia yang bernama Carl W. Scheele, ia mengemukakan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal karena grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah. Pada tahun 1795 telah ditemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat oleh seorang ahli kimia dari Perancis yang bernama Nicolas Jacques Conté. Metode ini telah mebawakan hasil yaitu komposisi pensil menjadi lebih keras dan tidak mudah patah.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar